Shanghai, Kabarkansaja.id – Saham-saham Hong Kong ditutup pada level terendah sepanjang satu bulan terakhir. Bahkan, harga saham China jatuh pada perdagangan, Senin, 6 Februari 2023.
Semua penurunan harga saham itu dipicu akibat meningkatnya ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat (AS) atas dugaan balon mata-mata. Insiden itu merusak sentimen investor di bursa saham Hong Kong.
Pasar juga mengikuti harga saham Asia lainnya lebih rendah, setelah laporan pekerjaan AS terbaru memperbarui kekhawatiran tentang lebih banyak kenaikan suku bunga dari Federal Reserve.
Indeks saham unggulan CSI 300 China ditutup merosot 1,3%. Sementara itu, indeks acuan Hang Seng Hong Kong berakhir 2,0% lebih rendah.
Semua ini terjadi akibat sebuah jet tempur militer AS menembak jatuh balon mata-mata China yang dicurigai memasuki wilayah udara AS, Sabtu, 4 Februari 2023. Insiden ini memicu kisah mata-mata dramatis antara China dan AS yang sebelumnya sudah tegang.
China pun mengutuk keras serangan militer terhadap balon yang katanya digunakan untuk tujuan meteorologi dan ilmiah lainnya.
“Tidak diragukan lagi. Insiden itu menjadi tajuk negatif bagi pasar. Kejadian itu juga meredakan demam persepsi perubahan arah suku bunga, sehingga menyebabkan dolar melonjak dan yuan menurun,” kata Yuan Yuwei, pengelola dana lindung nilai di Water Wisdom Asset Management.
Dalam sebuah catatan, analis ING menulis, implikasi kejadian itu adalah menimbulkan perang teknologi yang semakin intensif. Kedua pihak kemungkinan akan memberlakukan lebih banyak larangan ekspor pada teknologi di industri yang berbeda.
HIngga berita ini diturunkan, Yuan China menyentuh level terendah hampir satu bulan terhadap dolar. Dan, pasar secara luas memperkirakan risiko geopolitik yang meningkat dapat membatasi ruang mata uang lokal untuk kenaikan lebih lanjut.
Raksasa teknologi yang tercatat di Hong Kong anjlok 3,7% menyeret indeks acuan Hang Seng ke penutupan terendah dalam sebulan, menyusul rebound kuat sejak akhir Oktober. Sebab, investor bertaruh pada pembukaan kembali ekonomi China dan langkah-langkah lain untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Setelah reli 50% di Hang Seng dan lebih banyak lagi di indeks pasar utama China lainnya, keretakan mulai muncul. Rasa gatal untuk mengambil untung tidak bisa disangkal,” kata Hao Hong, ekonom kepala Grow Investment Group.
Menurut Hao Hong, valuasi maupun kapitalisasi pasar China juga menunjukkan titik terendah Oktober lalu memang merupakan titik balik sekuler.
“Ketegangan yang terus meningkat dengan AS tahun ini tidak mungkin berdampak banyak pada pemulihan ekonomi China. Tapi pasar keuangan bisa menuju ke masa-masa sulit,” kata Gavekal Dragonomics dalam sebuah catatan.
Di pasar China, pengembang real estate merosot 2,7% setelah laporan China Index Academy mengatakan transaksi pasar properti China pada Januari merosot selama liburan Tahun Baru Imlek. Saham konsumen bahan pokok juga jatuh 1,4%. Sebab, beberapa investor meragukan pemulihan ekonomi China setelah reli saham yang didorong ekspektasi. (K3)
Discussion about this post