Peresmian Kelompok Tani Vanili (KTV) Tangerang Selatan, Sabtu (8/11/2025).
Tangsel, Kabarkansaja.id – Peluang ekspor vanili sangatlah besar. Saat ini Indonesia masih menduduki peringkat ke-2 penghasil vanili di dunia setelah Madagaskar. Melihat potensi yang sangat menjanjikan, apalagi produk pertanian yang masuk dalam suku angrek-anggrekan ini atau yang biasa di sebut “Emas Hijau” itu sangat mudah ditanam dalam kondisi apa pun. Komunitas jurnalis HG Smart yang didukung BNI dan Telkomsel, menginisiasi aksi tanam rempah, dengan mengajak kelompok tani (Poktan) maupun kelompok wanita tani (KWT) untuk secara masif menanam bibit vanili.


“Kami melihat potensi yang menjanjikan, apalagi vanili mudah ditanam, meski butuh waktu yang lama untuk dipanen,” kata Founder HG Smart DR. H. Heri Gagarin, SE, MM, di sela aksi tanam vanili dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2025 di lahan KWT Good Farm Gardenia Loka, Pakujaya, Tangerang Selatan, Sabtu (8/11/2025).

Hadir dalam kegiatan HG Smart bertema “Meningkatkan Swasembada Pertanian Melalui Kelompok Tani” itu, Direktur Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian RI DR. Liferdi Lukman SP, Msi, Kepala Bidang Pertanian dan Peternakan DKP3 Kota Tangerang Selatan Virgo Agustinus Sembiring, SE., M.Kesos, motivator wanita tani yang juga RUV Puteri Indonesia 2023 Patricia Bella Olina, para pejabat Pemerintah Kota Tangerang Selatan, serta pengurus Poktan dan KWT.

Kehadiran Patricia Bella Olina untuk memberikan motivasi kepada ibu-ibu untuk terus bergerak di sektor agribisnis. “Saya bangga menjadi generasi yang cinta pertanian,” ujar Bella.


Dalam acara ini juga diresmikan Kelompok Tani Vanili (KTV) Kota Tangerang Selatan/KTV Tangsel, yang peresmiannya ditandatangani Direktur Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian RI Dr Liferdi Lukman SP, Msi, yang mendapat penugasan Menteri Pertanian melalui Dirjen Hortikultura.

“Kami apresiasi, karena masyarakat sudah memulai menanam vanili,” ujar Dr Liferdi dalam sambutannya. Vanili disebut “Emas Hijau” karena nilai jualnya yang fantastis, lanjutnya. Untuk itu, apapun usahanya, akan sustainable apabila ada kepastian pasar. Dan vanili memiliki pasar yang jelas.

Heri Gagarin menambahkan, untuk bisa memanen vanili dibutuhkan waktu dua tahun sembilan bulan, waktu yang cukup lama untuk petani bersabar. “Kesabaran itu terbayarkan dengan harga vanili kering yang fantastis,” ujarnya.

“Harga vanili kering saat ini berkisar Rp 4 juta hingga Rp 6 juta per Kg tergantung grade dan kualitasnya,” tambah jurnalis yang giat menanam vanili jenis vanila planifolia beberapa tahun terakhir ini.

“Kami mulai dari Tangerang Selatan, dan jika kelompok tani diberdayakan secara masif dan maksimal, dalam beberapa tahun kedepan kelak Kota Tangerang Selatan akan memiliki tambang bernama emas hijau,” harap Heri Gagarin, optimistis.






Kegiatan aksi tanam bibit vanili dan anggur ini mendapat sambutan positif dari para petani yang ingin membudidayakan vanili, apalagi dari kalangan muda seperti Patricia Bella memberikan motivasi kepada para ibu-ibu untuk menanam vanili. Dalam kegiatan itu diserahkan bibit vanili ke sejumlah kelompok tani untuk dikembangkan. (K1)










