Bekasi, Kabarkansaja.id – Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA/Prodia) Dewi Muliaty (empat dari kanan, baris pertama) bersama dari kiri ke kanan AVP Legal & Corporate Secretary Marina Eka Amalia, Direktur Human Capital & General Affairs Ida Zuraida, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bekasi Imam Santoso, jajaran pemerintah daerah setempat, Polri dan TNI AL serta para karyawan dan relawan saat penanaman 1.050 bibit mangrove di kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Muara Tawar, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023).
Kegiatan penanaman mangrove ini merupakan bentuk komitmen Prodia dalam mengoptimalkan penerapan aspek Environmental, Social dan Governance (ESG), salah satunya menjaga kualitas lingkungan hidup masyarakat sekitar.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan bersama Prodia. Kegiatan ini adalah cermin, bahwa kesehatan yang baik bukan hanya didukung dari faktor internal tubuh saja, melainkan juga dari kualitas lingkungan hidup sekitar,” ujar Dewi Muliaty.
Lebih lanjut diungkapkan Dewi, kegiatan penanaman mangrove merupakan aksi nyata perseroan yang tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan namun juga memberikan dampak sosial bagi masyarakat sekitar.
“Penanaman 1.050 bibit mangrove ini adalah salah satu dedikasi kami untuk ikut menjaga kualitas lingkungan hidup masyarakat sekitar. Kami optimistis bibit mangrove ini dapat tumbuh dengan baik dan dapat memberikan manfaat ekonomi serta sosial bagi masyarakat sekitar kawasan PRPM Muara Tawar,” ujarnya.
Masalah lingkungan saat ini menjadi sorotan utama di kalangan masyarakat Indonesia, terutama kota-kota besar. Tingkat polusi udara sudah mengkhawatirkan, bahkan dapat memberikan dampak kesehatan yang lebih serius jika tidak dicegah dengan segera.
Berdasarkan data real-time portal Global Environment Monitoring dari United Nations for Environment Programme (UNEP), tercatat bahwa hampir sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki indeks kualitas udara yang melebihi ambang batas WHO, yaitu sebesar 5 mikrogram per meter kubik, dengan konsentrasi tertinggi terdapat di pulau Jawa dan Sumatera.
Permasalahan ini dapat membuat kualitas kesehatan dan harapan hidup masyarakat semakin menurun dalam jangka panjang. Untuk itu, diperlukan sinergitas antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha untuk dapat mengurangi polusi udara agar tidak semakin meluas.
Menurut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, pohon mangrove berpotensi dapat menyerap dan menyimpan zat karbon 4-5 kali lebih besar dibandingkan dengan daratan. Sekitar 1.000 tC/ha (ton karbon per hektare) dapat diserap oleh pohon mangrove, lebih tinggi bila dibandingkan dengan serapan karbon di daratan yang hanya berkisar 300 tC/ha.
Sayangnya, meskipun memiliki sejumlah fungsi dan manfaat yang besar dalam mencegah polusi udara, pemberdayaan pohon mangrove masih belum mendapatkan perhatian yang maksimal dari sebagian besar lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan.
Melalui kegiatan ini, Prodia berkontribusi aktif dalam upaya mendukung pemerintah dan masyarakat mengurangi tingkat polusi udara. Prodia menyerahkan lebih dari 1.000 bibit pohon mangrove kepada PPI PALJAYA untuk kemudian dibudidayakan dan dikelola secara rutin. (K1)
Discussion about this post