Manado, Kabarkansaja.id – Banjir yang sempat melanda Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, telah surut pada Minggu (29/1/2023). Perkembangan pada hari itu, pukul 21.00 WIB, warga setempat disibukkan dengan pembersihan material sampah dan lumpur yang terbawa saat bencana terjadi Jumat lalu (27/1). Demikian siaran pers yang disampaikan BNPB kepada redaksi Kabarkansaja, Senin (30/1/2023).
Warga dan petugas terkait melakukan pembersihan, termasuk puing-puing sisa material bangunan yang rusak akibat tanah longsor. Tim gabungan yang dipimpin oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado berlangsung di beberapa titik, termasuk yang dilakukan warga Kelurahan Molas. Kegiatan tersebut
masih dilakukan hingga Senin (30/1).
Merespons bencana di wilayah, Pemerintah Kota Manado menetapkan status keadaan darurat penanganan banjir dan tanah longsor. Status dengan nomor 27/KEP/B06/BPBD/2023 ini berlangsung 7 hari, terhitung dari 27 Januari hingga 2 Februari 2023. Tercatat 34 kelurahan atau desa yang berada di 9 kecamatan terdampak banjir.
Kesembilan kecamatan itu yaitu Kecamatan Singkil, Mapanget, Tikala, Tuminting, Wenang, Sario, Bunaken, Paal Dua dan Wanea. Sedangkan tanah longsor berdampak di 22 kelurahan atau desa di 7 kecamatan. Kecamatan terdampak berada di Kecamatan Tikala, Singkil, Wanea, Bunaken, Mapanget dan Wenang.
Korban jiwa akibat banjir dan longsor berjumlah 5 warga, dengan rincian meninggal dunia akibat banjir 1 warga dan longsor 4. Selain korban meninggal, tanah longsor mengakibatkan warga luka berat 1 warga dan luka ringan. Mereka yang luka telah mendapatkan perawatan dari dinas kesehatan setempat.
Total warga mengungsi berjumlah 1.674 warga. Mereka tersebar di beberapa kecamatan , antara lain Kecamatan Bunaken 948 warga, Paal Dua 370, Singkil 215, Tikala 100 dan Wanang 41.
Setelah kejadian banjir dan tanah longsor Kota Manado, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional tanggap darurat sebesar Rp500 juta. Di samping itu, bantuan logistik senilai Rp250 juta.
Logistik yang didorong untuk penanganan para penyintas antara lain selimut 2.000 buah, terpal 1.000, tenda ukuran 3 x 4 meter 25, dan tenda ukuran 4 x 4 sebanyak 25. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menerima bantuan dana siap pakai sebesar Rp700 juta dan bantuan logistik senilai Rp300 juta. (K3)
Discussion about this post